Kalau bicara SMA, konon, ini adalah masa-masa yang paling indah. Dimana kita (biasanya) merasakan cinta pertama, cinta monyet atau apalah istilahnya. Serta banyak hal baru yang dirasakan dan sebagian besar merasakan indahnya moment sweet seventeen ya masa ini. Ada sebagian yang mengadakan pesta, ada yang hanya sekedar makan-makan di tempat favorit, ada juga yang menganggap biasa saja, tak ada yang istimewa dengan umur 17 dan tak merayakan.
Akhir-akhir ini SMA ramai dibicarakan. Mulai dari Ujian Nasional (UN), persiapannya sampai kontroversinya. Banyak kecurangan di sini, hingga muncul berita seorang siswa SMA Muhammadiyah di Lampung: Juara Kelas,Tiga Tahun tak lulus UN. Miris, tapi inilah dunia pendidikan di negeri ini. Di sisi lain, seorang yang berusaha, berjuang dan belajar sendiri tak mampu keluar dari ‘jeratan’. Namun, di sisi lain, banyak siswa yang dengan mudahnya lulus UN dengan mengandalkan jawaban dari Guru. Salah siapa? Entahlah.
Di lain tempat, seorang teman menulis di account twitter-nya, katanya pada acara makan siang bersama, seorang anak PKL (SMK) menyisakan sebagian makanannya dan membungkusnya. Ketika ditanya dengan polosnya dia jawab, ‘dibawa pulang, untuk ibu’. Mengharukan, seorang remaja pria begitu besar perhatiannya kepada ibunya. Mungkin sederhana, tapi tak semua bisa melakukan. Bagaimana dengan kita?
Begitulah, dalam setiap hal kita bisa belajar, mengambil hikmah dalam setiap kejadian. Kita bisa belajar kejujuran dari anak SMA, kita juga bisa belajar ketulusan dari anak SMA. Ketulusan, cinta dan kasih sayang. Betapa indahnya negeri ini bila dipenuhi orang-orang yang jujur dan tulus dalam melakukan segala hal.
Belajar Kejujuran dan Ketulusan dari Anak SMA
Posted by
Latip
Wednesday, April 27, 2011
Labels: corat-coret
0 comments:
Post a Comment
tinggalkan jejak